Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu berkata:
“لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ اَلِهِ وَ سَلَّمَ اْلمُخَنَّثِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَاْلمُتَرَجِّلَاتِ مِنَ النِّسَاء”
Artinya :
“ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang berlagak seperti perempuan dan perempuan yang berlagak seperti laki-laki.”
Setelah membaca hadits ini, mungkin ada beberapa pertanyaan yang muncul di benak pembaca, seperti : Apakah laknat Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam ini hanya akan dtimpakan kepada kaum lelaki yang menyerupakan diri dengan kaum wanita dalam cara berpakaian dan cara berperilaku, dan kaum wanita yang menyerupakan diri dengan kaum lelaki juga dalam cara berpakaian dan cara berperilaku saja? Apakah laknat yang dimaksud adalah laknat dalam arti kemarahan, kebencian, dan penjauhan diri dari rahmat, belas kasih, dan pertolongan dari-Nya? Apakah makna leksikal dan denotatif tidak mencakup mereka yang melakukan penyimpangan terhadap fitrah yang harus diperankan oleh masing-masing jenis, baik secara biologis maupun psikologis, seperti orang tua renta yang berlagak kekanak-kanakan, orang miskin yang berlagak jutawan, ataupun seorang cendekia yang berlagak bodoh dengan melepaskan diri dari berbagai problematika yang sebenarnya mampu ia selesaikan? Atau adakah arti lain di balik semua itu yang mencakup segala jenis penyimpangan, termasuk terjadinya penukaran lapangan pekerjaan, di mana kaum lelaki bekerja sebagaimana kaum wanita dan sebaliknya, kaum wanita bekerja sebagaimana kaum lelaki?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, mungkin artikel yang ditulis oleh Dr. Najib Ammarah – sebagaimana yang akan penulis kemukakan di bawah ini – dapat menjadi sedikit jawaban atas beberapa pertanyaan yang muncul di benak para pembaca. Beliau (Dr. Ammarah) telah mengulas permasalahan di atas secara ilmiah sebagaimana yang beliau tulis di dalam majalah Ad-Dakwah berikut ini :
“Di antara kondisi lelaki dan wanita adalah bahwa di dalam tubuh laki-laki terdapat hormon yang dimiliki oleh wanita (progresteron), sedangkan wanita juga mempunyai hormon yang dimiliki oleh laki-laki (testoteron). Sehingga laki-laki mempunyai potensi naluriah yang dimiliki kaum wanita, seperti kelembutan, kasih sayang, kelenturan tubuh dan bertingkah laku seperti wanita. Begitu pula seorang wanita juga memiliki potensi yang dimiliki oleh laki-laki, seperti watak keras, bengis, munculnya otot-otot dan bertingkah laku seperti laki-laki. Hal itu akan terbukti apabila laki-laki menyibukkan diri dengan pekerjaan-pekerjaan wanita, atau wanita menyibukkan diri dengan pekerjaan- Baca lebih lanjut →